Jumat, 04 Februari 2011

The Great Queen Seon Deok Episode 4,5 &6

                                            The Great Queen Seon Deok Episode 4

Rupanya, Chilseok (Ahn Kil-kang) menagih janji Deokman (Nam Ji-hyun) yang berjanji bakal memberinya pekerjaan. Sambil tersenyum, Deokman mengenalkan Chilseok pada Cartan yang berasal dari Eropa.
Sempat kaget dengan gaya berkenalan Cartan yang 'tidak biasa,' Chilseok diajak ke tempat dimana Deokman memperkenalkan cara baru untuk menyelundupkan teh : dengan mengubahnya menjadi bata. Sayang, strategi brilian tersebut dikacaukan oleh kemunculan mendadak para tentara.
Diam-diam, Deokman menggunakan kaca pembesar untuk membakar barang bukti. Akibatnya fatal : Sohwa (Seo Young-hee) mendadak histeris begitu melihat api berkobar. Di tahanan, Deokman sambil bercucuran air mata menceritakan apa yang membuat sang ibu begitu trauma sambil diiringi tatapan curiga Chilseok.
Teriakan panik Deokman supaya Sohwa mendapat perawatan tidak digubris para prajurit. Gubernur Yang, pemimpin daerah Guangdong, memutuskan untuk mengeksekusi mereka yang terlibat penyelundupan teh dimulai dari Cartan. Dengan cepat, Deokman maju dan mengaku dirinya sebagai dalang dari semuanya.
Dengan sedikit ketakutan, Deokman, dibantu Cartan sebagai penerjemah, menyebut apa yang dilakukannya adalah karena kasihan dengan para pedagang yang telah menghabiskan banyak waktu untuk sampai ke Guangdong namun harus sia-sia karena larangan jual-beli teh yang tidak masuk akal.
Wajah Gubernur Yang merah-padam mendengar penuturan Deokman, namun gadis cilik itu tambah berani dan menyebut bahwa gubernur yang tidak memperhatikan rakyatnya tidak pantas untuk memegang kekuasaan. Dengan kesal, Gubernur Yang menyodorkan dua biji dan menyuruh Deokman memilih salah satu diantaranya.
Tidak percaya begitu saja, Deokman langsung mengambil salah satu biji dan menelannya sambil menyebut bahwa bila dugaannya benar, maka biji yang dipegang Gubernur Yang bertuliskan HIDUP. Kecerdasan gadis itu membuat sang gubernur tidak punya pilihan lagi selain membebaskan para pedagang.
Begitu sampai di penginapan, Cartan cuma bisa meringis kesal sekaligus takjub mendengar penuturan Deokman yang menyebut apa yang dikatakannya berasal dari buku. Dibelakangnya, Sohwa yang sempat tersenyum bangga mendadak pucat begitu mendengar Deokman menceritakan asal-usul Chilseok pada Cartan.
Dengan terburu-buru, Sohwa menarik Deokman untuk meninggalkan tempat itu. Saat menuju kamar untuk menyiapkan pakaian, langkah keduanya dihadang oleh Chilseok. Sempat terjadi kejar-kejaran, namun kecerdikan Deokman ditambah keberanian Sohwa membuat keduanya lolos meski kediaman mereka terbakar habis.
Chilseok yang terluka karena tusukan belati Sohwa memaksakan diri untuk mengejar dua orang yang telah dicarinya selama belasan tahun, meski sudah diingatkan kalau matanya bisa buta bila memaksakan diri. Bagaimana dengan Deokman dan Sohwa? Keduanya meninggalkan Guangdong dengan melewati padang pasir.
Saat berteduh di sebuah gua, Sohwa meminta Deokman untuk pergi sejauh mungkin. Namun, Deokman malah meminta supaya keduanya bisa kembali ke Shilla untuk mengetahui asal-usulnya. Sempat melihat surat yang terus disimpan Sohwa, Deokman malah mengira kalau Munno adalah ayah yang menelantarkannya.
Melihat Deokman mencucurkan air mata dan salah sangka, Sohwa langsung memeluk gadis itu dengan erat. Belakangan saat sang putri tengah mengambil air, Sohwa kembali berpapasan dengan Chilseok, keduanya terlibat kejar-kejaran.
Panik dan berusaha untuk memperingati Deokman, Sohwa terjatuh ke pasir hisap. Wajah Deokman langsung pucat, ia berusaha menyelamatkan sang ibu. Sementara itu dari belakang, Chilseok muncul sehingga Sohwa harus mengambil keputusan terberat dalam hidupnya : mengorbankan diri demi Deokman.

                                                The Great Queen Seon Deok Episode 5

Deokman (Nam Ji-hyun) langsung menjerit histeris melihat tubuh Sohwa (Seo Young-hee) menghilang ditelan pasir hisap, ia nyaris saja terjun menyusul sang ibu kalau saja Chilseok (Ahn Kil-kang) tidak mencegah.
Petaka tidak hanya sampai disitu, mendadak badai gurun bertiup kencang. Begitu tersadar kembali, Deokman berada dibawah tumpukan pasir. Usahanya mencari Sohwa sia-sia, gadis itu hanya bisa menangis dan terbaring di tengah padang pasir sampai akhirnya ditemukan oleh Cartan dan para pedagang lain.
Di Seorabol ibukota kerajaan Shilla, Putri Cheonmyeong (Shin Se Kyung) tiba-tiba terbangun setelah bermimpi buruk. Dalam mimpinya, sang suami yang juga merupakan putra dari raja sebelumnya Kim Yongsu (Park Jung-chul) terbunuh dalam sebuah pertempuran melawan musuh.
Pada kenyataannya, Yongsu yang digosipkan bakal menjadi putra mahkota ditentang oleh pasukan hwarang dan para menteri kabinet karena selain statusnya sebagai putra Raja Jinji yang tersingkir, dirinya dianggap belum berjasa sama sekali bagi kerajaan Shilla.
Sadar kalau banyak pihak yang menentang, Yongsu didepan sidang kabinet menyatakan bakal membuktikan diri dengan menaklukkan salah satu wilayah strategis kerajaan Baekje. Melihat Putri Cheonmyeong begitu sedih, Raja Jinpyeong tidak bisa berbuat apa-apa.
Dengan wajah muram, Raja Jinpyeong memberitahukan ramalan tentang tujuh bintang biduk utara yang berubah menjadi delapan, dan menyebut Putri Cheonmyeong sebagai satu-satunya harapan untuk menghadapi Mishil. Ucapan itu sukses membuat sang putri mengurungkan niatnya melarang Yongsu untuk bertempur.
Secara mengejutkan, Kim Yongsu berhasil menaklukkan pasukan Baekje sekaligus memenggal kepala salah satu jendralnya. Sayang dalam perjalanan pulang, ia tewas karena dipanah salah seorang prajurit Baekje (seperti yang diimpikan oleh Putri Cheonmyeong).
Kedukaan juga tengah dirasakan Deokman yang baru saja kehilangan ibunya. Seolah seperti mimpi, Sohwa muncul dihadapannya sambil menghibur gadis yang tengah tersedu-sedu itu. Uniknya, hal serupa juga dialami oleh Putri Cheonmyeong, yang seolah melihat suaminya Yongsu ada didepannya.
Saat tengah mendoakan arwah Yongsu di biara, mendadak Mishil (Go Hyeon-jeong) berada di samping Putri Cheonmyeong. Setelah berdoa, wanita itu memeluk Cheongmyeong sambil membisikkan supaya sang putri pergi sejauh mungkin dan melupakan ramalan tentang tujuh bintang biduk utara yang tidak masuk akal.
Putri Cheonmyeong akhirnya memutuskan untuk tinggal di biara, permintaan itu membuat Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) kaget. Permintaan itu juga ditentang oleh Kim Yongchun (Do Yi-sung), namun sang adik ipar akhirnya mengerti : Cheonmyeong melakukan semua demi keselamatan bayi yang dikandungnya.
Keputusan besar diambil oleh Deokman, ia memutuskan untuk meninggalkan padang pasir menuju Seorabol untuk mencari tahu asal-usulnya. Sebelum berpisah, sahabatnya Cartan berpesan supaya dalam perjalanannya, Deokman menyamar sebagai seorang pria.
Mata Deokman terbelalak takjub begitu sampai di Seorabol, namun mencari sosok Munno ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dirinya nyaris putus asa, sampai secara tidak sengaja ia mendengar seorang berpakaian rahib mengatakan bahwa tidak semua orang bisa bertemu Munno.













                                                      The Great Queen Seon Deok Episode 6




Begitu melihat Deokman (Nam Ji-hyun) antusias, penipu yang berpakaian pendeta bernama asli Jukbang (Lee Moon-shik) langsung pura-pura lemas sementara rekannya Godo (Ryu Dam) pura-pura menyebut hal itu dikarenakan si pendeta baru saja bertapa sambil berpuasa.
Dasar polos, Deokman langsung mentraktir keduanya makan enak. Kedok Jukbang nyaris saja terbongkar ketika anak-anak calon hwarang pimpinan Kim Yushin (Lee Hyun-woo) mengkonfrontirnya karena telah mencuri giok, namun dengan licik pria itu menyelipkan giok tersebut ke saku Deokman.
Tidak cuma itu, Deokman juga diberikan sebuah surat untuk seorang pria bernama Seolji (Jung Ho-geun). Mengira kalau dirinya telah mendapatkan titik terang mengenai lokasi keberadaan Munno, Deokman langsung berjalan dengan riang.
Di istana, Mishil (Go Hyeong-jeong) dan orang-orang kepercayaannya menggelar rapat untuk melacak keberadaan Munno (Jung Ho-bin). Hanya ada satu masalah, Munno diduga berada di wilayah pimpinan Kim Sohyeon (Jung Sung-mo) yang juga merupakan adik ipar raja.
Dengan alasan untuk menangkap pemberontak, Mishil mendatangi Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) yang tengah berpesta bersama para menterinya. Kehadiran Mishil langsung membuat rona gembira wajah Jinpyeong berubah, dengan cepat ia mengiyakan keinginan Mishil.
Masalah sempat timbul saat rapat kabinet. Sebelum Seolwon (Jun Noh-min) berbicara, Sejong (Dok Go-young) memotong dengan menyebut supaya pimpinan pasukan diserahkan pada Hajong (Kim Jung-hyun), putranya dengan Mishil. Alasannya sederhana : meski kedudukannya tinggi, Hajong belum melakukan hal heroik bagi Shilla.
Rupanya Sejong punya niat lain, ia ingin Hajong meraih nama besar sehingga kelak bisa menjadi raja setelah Mishil berkuasa. Niat tersebut bukannya tidak diketahui Seolwon dan Bojong (Kwak Jung-wook), namun rupanya Mishil punya rencana sendiri untuk Bojong, putra hasil hubungannya dengan Seolwon.
Saat hendak menyeberang sungai, Deokman dengan seenaknya naik perahu dan duduk di sebelah wanita berpakaian biksuni yang dikelilingi sejumlah pria. Tidak sadar kalau yang disebelahnya adalah Putri Cheonmyeong (Shin Se-kyung), gadis malang itu sempat dilempar ke dalam sungai oleh para pengawal sang putri.
Tiba-tiba muncul segerombolan pria tak dikenal yang langsung menyerang, Deokman berhasil menyelamatkan Putri Cheonmyeong yang nyaris dipanah. Keduanya sempat adu mulut karena sikap Putri Cheonmyeong yang angkuh, namun permusuhan tersebut terlupakan saat keduanya sama-sama menjadi tawanan.
Sempat sumrigah ketika akhirnya menemukan Seolji, siapa sangka surat dari Jukbang malah menjerumuskan Deokman dan Putri Cheonmyeong (yang identitasnya belum diketahui siapapun) dalam kesulitan besar. Langsung memutar otak, Deokman mengaku kalau dirinya bisa mendatangkan hujan.
Dengan wajah bengis, Seolji memberi Deokman waktu tiga hari. Langsung meminta dibuatkan altar, Deokman dengan tidak kenal lelah bersujud-sembah. Masih belum cukup, ia juga menggali tanah untuk mencari sumber air. Tekad Deokman yang begitu kuat akhirnya meluluhkan hati Seolji dan orang-orang disekitarnya.
Tak berapa lama, hujan mendadak turun seolah langit tersentuh melihat keteguhan hati Deokman. Sayang kegembiraan itu tidak bertahan lama, tiba-tiba pasukan Shilla pimpinan Hajong muncul dan menyerang perkampungan. Untuk kesekian kalinya, Putri Cheonmyeong dan Deokman terlibat pelarian.
Saat tengah berlari untuk meloloskan diri dari kejaran prajurit, Deokman dan Putri Cheonmyeong jatuh terguling-guling. Nasib Deokman sungguh apes, ia nyaris jatuh dari tebing dan satu-satunya yang bisa menolong hanyalah Putri Cheongmyeong yang juga tengah panik.


 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar